Gerbong maut Bondowoso termasuk dalam salah satu peristiwa bersejarah, yang tidak banyak Anda temukan dalam buku Pelajaran. Meski demikian tragedi tersebut menjadi salah satu bukti perjuangan para pejuang demi Indonesia.
Saat ini tentunya masih banyak generasi belum mengetahui tentang tragedi tersebut. Meski demikian hal ini menjadi salah satu peristiwa penting yang pastinya wajib Anda ketahui. Oleh sebab itu silahkan mengetahui penjelasan lengkapnya di bawah ini:
Fakta Sejarah Gerbong Maut Bondowoso Beserta Kronologi Lengkapnya
Kereta Api di Indonesia hadir sudah sejak lama. Selain menjadi alat transportasi, pemindahan hasil-hasil jajahan dulunya kereta api juga menjadi alat pemindahan tawanan perang. Sehingga pembangunan jalur tersebut memiliki banyak manfaat bagi para penjajah.
Semua orang tentunya sudah tahu kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Namun perjuangan tidak berakhir sampai disitu saja. Pada tahun-tahun selanjutnya terjadi agresi militer, yang membuat perjuangan harus rakyat lakukan lagi.
-
Latar Belakang Sejarah
Gerbong maut Bondowoso menjadi salah satu bukti sejarah dari perjuangan rakyat Indonesia setelah kemerdekaan. Hal ini merupakan peristiwa berdarah terkait pemindahan 100 pejuang Indonesia, yang menjadi tawanan Belanda. Pemindahan para tawanan perang tersebut menggunakan tiga gerbong kereta api, untuk menuju Surabaya dari Bondowoso.
Pemindahan tentara Belanda lakukan dengan cara tidak manusiawi. Pasalnya tentara mengabaikan keselamatan dari para tawanan perang tersebut. Ketika terjadi pertempuran antara pasukan Indonesia dan Belanda semasa Agresi Militer 1 banyak pejuang tertangkap. Sebagian besar tertangkap ketika bertempur namun juga banyak, yang tertangkap karena pengkhianatan bangsa sendiri.
Di Bondowoso terdapat penjara, yang menjadi tempat penahanan para pejuang Republik. Hingga pada akhirnya di tanggal 22 November tentara Belanda mempersiapkan 100 orang pejuang, untuk menuju ke Surabaya. Kedatangan Belanda ke Indonesia setelah merdeka tentunya menyalahi aturan. Sebab hal ini murni karena Belanda tidak rela mengetahui bekas jajahannya mendapatkan kedaulatan.
Sehingga setelah Jepang berhasil pejuang taklukkan tentara Belanda ingin berkuasa kembali. Peristiwa tersebut juga menjadi salah satu upaya penjajah, untuk menguasai aset penting di Indonesia. Salah satunya adalah jalur perkeretaapian, yang menjadi titik vital.
-
Kronologi
Terjadinya tragedi gerbong maut Bondowoso ini berawal pada tanggal 23 November 1947. Tepatnya pada pukul 05.15 WIB para tawanan tersebut berbaris kedalam empat banjar. Disini para tawanan tersebut, yang jumlahnya 100 orang masuk kedalam 3 gerbong kereta. Pembagiannya untuk gerbong pertama berada di paling depan berkode GR.5769.
Pada bagian tersebut berisi 32 pejuang. Berikutnya pada baris kedua terdapat kode GR.4416, yang berisi 30 orang pejuang Republik. Terakhir adalah gerbong ketiga berkode GR.10152 dengan 38 orang. Setelah terisi semua gerbong ditutup rapat serta digembok oleh tentara dari luar. Berikutnya kereta berangkat menuju Surabaya tepat pada pukul 07.30.
-
12 Jam di Dalam Gerbong Neraka
Perjalanan dari Bondowoso menuju Surabaya menggunakan kereta membutuhkan waktu sekitar 12 jam perjalanan. Sehingga tepat pada pukul 19.15 kereta tersebut tiba di stasiun Wonokromo. Selama perjalanan gerbong maut Bondowo tidak terdapat makanan atau minuman bagi para pejuang. Namun tentunya peristiwa naas tersebut bukan terjadi karena tidak adanya makanan.
Melainkan keadaan gerbong yang penuh sesak serta panas selama perjalanan. Melakukan perjalanan dengan keadaan gerbong penuh sesak tentu membuat sirkulasi oksigen menjadi terbatas. Bahkan saat matahari sedang panas-panasnya sudah pasti udara menjadi sangat berkurang. Terlebih kereta dulunya menggunakan atap yang menyerap panas.
Selama 12 jam tersebut para pejuang seperti berada di dalam neraka. Panasnya matahari membuat gerbong seperti terbakar. Bahkan terbatasnya akses udara membuat keadaan menjadi tidak terkendali. Selama perjalanan para pejuang juga berteriak-teriak kepada para penjajah. Namun sayangnya hal tersebut tidak penjajah hiraukan.
-
Tewasnya 46 Pejuang Republik
Gerbong maut Bondowoso menjadi sejarah kelam, yang menimbulkan korban jiwa. Akibat perjalanan Panjang tanpa ventilasi cukup tersebut sekitar 46 pejuang meninggal dunia. Terbatasnya ruang gerak, penuh sesak serta udara panas membuat timbulnya korban jiwa. Teriakan para tahanan tersebut akhirnya semakin menghilang sekitar pukul 18.00.
Tepat ketika kereta sampai di Wonokromo terdapat keadaan cukup memilukan ketika gerbong terbuka. Pada gerbong pertama semua tahanan masih hidup namun keadaan lemas dan tidak berdaya. Selanjutnya keadaan terparah ada di gerbong ketiga, yang semuanya meninggal dunia. Semua tahanan di kereta ketiga tersebut memiliki kulit dengan kondisi terbakar.
Berikutnya untuk kereta kedua 8 orang pejuang gugur dan sisanya lemas bahkan pingsan. Dari peristiwa ini total 46 pejuang gugur dengan kondisi mengenaskan. Setelah berhenti para tahanan dalam kondisi lemas tersebut masih harus mengeluarkan para rekannya yang gugur. Berikutnya ketika para tawanan selamat masuk pada kamp Bubutan.
-
Diabadikan Dalam Museum KA Bondowoso
Peristiwa memilukan gerbong maut Bondowoso tersebut kemudian menjadi salah satu bukti perjuangan para pejuang. Dari tragedi tersebut bisa Anda lihat dalam Museum kereta api Bondowoso, yang saat ini sudah berstatus non aktif. Sementara sebagai peringatan dari peristiwa ini juga terdapat monumen di Alun-alun Bondowoso.
Sedangkan di museum tersebut terdapat banyak sekali barang, yang pejuang gunakan selama perjalanan menuju Surabaya. Ada banyak pameran barang seperti pakaian, Sepatu dan lainnya. Bahkan terdapat replika yang mirip gerbong maut tersebut. Untuk replikanya sendiri bisa Anda lihat di jalu kereta api stasiun Bondowoso.
Kemerdekaan sejatinya merupakan hasil perjuangan para pejuang serta bangsa Indonesia. Maka dari itu sudah menjadi kewajiban bagi semua orang mengetahui sejarah perjuangan. Salah satunya dengan mengetahui tragedi pahit gerbong maut Bondowoso.